Surah Ali Imran adalah surah ketiga di dalam al-Qur’an. Dan di dalam surah ini, terdapat satu ayat yang semoga bisa menjadi pemacu kita dalam mengarungi kehidupan.
Berjihad dan bersabar
ôQr& ÷Läêö7Å¡ym br& (#qè=äzô‰s? sp¨Yyfø9$# $£Js9ur ÉOn=÷ètƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#r߉yg»y_ öNä3ZÏB zNn=÷ètƒur tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÍËÈ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Q.S. Ali Imran: 142)
Sahabat…
Sebenarnya ayat di atas ini memiliki kesamaan dengan ayat yang ada di surah al-Baqarah ayat 214 yang tadi kita telah bahas sebelumnya. Namun, ayat ini berbeda karena dalam ayat ini terdapat kata “berjihad”
Ya, sebagai seorang muslim sudah semestinya kita bersabar atas cobaan yang telah Allah perintahkan kepada kita. Namun, dalam ayat ini Allah juga mengingatkan kita tentang kesabaran atas satu hal, yaitu berjihad di jalan Allah.
Menurut beberapa ahli tafsir, berjihad dapat diartikan sebagai:
- berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang Islam.
- Memerangi hawa nafsu.
- Mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam.
- Memberantas kejahatan dan menegakkan kebenaran.
Sahabat…
Lihatlah! Allah telah menyuruh kita untuk bersabar dalam berjihad. Tetapi sadarkah anda? Bahwa sebenarnya banyak manusia yang lalai akan kewajiban yang satu ini. Banyak manusia yang enggan untuk melakukannya. Bahkan sekarang tidak jarang ada orang yang menyebutkan bahwa jihad adalah radikalisme Islam dan bukti akan kebiadaban Islam. Subhanallah...
“diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah: 216)
Sementara itu, jihad adalah amalan yang besar pahalanya dan memiliki banyak keutamaan.
“dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya...” (Q.S. al-Hajj: 78)
“Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, "Nabi ditanya, 'Amal apakah yang lebih utama?' Beliau bersabda, 'Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.' Ditanyakan, 'Kemudian apa?' Beliau bersabda, 'Berjuang di jalan Allah.' Ditanyakan, 'Kemudian apa?' Beliau bersabda, 'Haji yang mabrur.'" (H.R. Bukhari)
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang kemunafikan." (H.R. Muttafaq ‘alaih)
Mengapa Allah memerintahkan kita untuk sabar dalam berjihad? Karena sejatinya jihad itu adalah sebuah jalan yang penuh dengan rintangan. Jihad itu adalah perkara yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Banyak orang yang berjihad tetapi ternyata menyerah di tengah jalan karena tidak sanggup untuk melaksanakannya. Banyak juga orang yang berjihad tetapi setengah-setengah. Banyak juga orang yang berjihad bukan karena Allah, tetapi mereka berjihad karena hanya ingin memuaskan hawa nafsu mereka. Tidak sedikit orang berjihad hanya karena nafsu mereka yang menggebu-gebu tetapi mereka mengesampingkan tujuan jihad sebelumnya. Dan hadits ini dapat membuat kita menyadari hal itu.
“Dari Abu Musa, yakni Abdullah bin Qais al-Asy'ari Shallallahu 'alaihi wa sallam , katanya: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya perihal seseorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan kesombongan - ada yang artinya kebencian - ada pula yang berperang dengan tujuan pameran - menunjukkan pada orang-orang lain kerana ingin berpamer. Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam jihad fi-sabilillah? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimat Allah - Agama Islam - itulah yang luhur, maka ia disebut jihad fi-sabilillah." (H.R. Muttafaq 'alaih)
Ya, surah ‘Ali Imran mengingatkan kita untuk selalu bersabar dalam berjihad. Karena jihad penuh dengan rintangan. Jika kita tidak mampu untuk bersabar, maka jihad kita tidak akan sempurna. Karena tidak ada jihad jika tidak ada kesabaran.
Bayangkanlah oleh anda, proses jihad yang begitu sukar ditempuh. Bisakah anda bayangkan tentang kesulitan dalam berjihad? Jihad yang pertama adalah jihad berperang di jalan Allah demi Islam dan kaum muslimin. Hal ini sudah pasti sangatlah sulit. Karena berperang itu harus siap fisik dan mental, belum lagi lawan yang harus dihadapi, belum lagi meluruskan niat untuk berjihad, belum lagi kondisi perang yang begitu menyulitkan, tentulah hal ini membutuhkan sebuah kesabaran yang besar.
Dan jihad kedua adalah melawan hawa nafsu. Hal ini merupakan hal yang sangat sulit dilakukan karena pada dasarnya, hawa nafsu adalah hal yang sangat sulit untuk dikuasai. Tidak sedikit orang yang jatuh ke dalam lubang kehinaan dunia dan akhirat karena mereka menuruti perintah hawa nafsu mereka sendiri. Orang yang dapat menaklukkan hawa nafsu mereka sendiri adalah orang yang memiliki ilmu agama yang banyak dan luas pengetahuannya, orang yang dapat menaklukkan hawa nafsunya adalah orang yang kuat imannya dan terus istiqamah dalam ketaqwaannya kepada Allah. Bisakah anda membayangkan kesulitannya? Maka dari itu kita diperintahkan untuk bersabar dalam berjihad.
Jihad yang ketiga adalah mendermakan harta kita untuk kebaikan Islam dan kaum muslimin. Tentu hal ini juga sulit. Karena dalam hal ini kita harus mengikhlaskan hati kita, melapangkan hati kita, dan meluruskan niat. Kita juga harus kuat di bidang finansial dan kuat juga keimanan kita. Cukup sulit bukan? Maka dari itu kita diperintahkan bersabar.
Jihad yang keempat adalah memberantas kejahatan/kemunkaran dan menegakkan kebenaran. Hal ini juga sangat sulit dilakukan, mengingat diperlukan iman yang kuat dan kemampuan yang mendalam dan ilmu yang luas. Apakah hal ini mudah, mengingat sulit dan banyaknya rintangan? Tentu saja sulit. Maka dari itu kita diperintahkan untuk bersabar dalam berjihad.
Selain jihad, Allah juga kembali memperingatkan kita untuk selalu tetap bersabar jika kita ingin masuk surga. Karena masuk surga itu sesungguhnya tidak gampang. Begitu banyak godaan dan ujian yang harus kita lalui untuk sampai ke surga. Karena itu, jika kita mengaku sebagai seorang muslim, maka bersabarlah! Dan terlebih lagi, bersabar dan berjihadlah!
Ujian itu pasti datang!
* žcâqn=ö7çFs9 þ’Îû öNà6Ï9ºuqøBr& öNà6Å¡àÿRr&ur ÆãèyJó¡tFs9ur z`ÏB z`ƒÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# `ÏB öNà6Î=ö6s% z`ÏBur šúïÏ%©!$# (#þqä.uŽõ°r& ”]Œr& #ZŽÏWx. 4 bÎ)ur (#rçŽÉ9óÁs? (#qà)Gs?ur ¨bÎ*sù šÏ9ºsŒ ô`ÏB ÏQ÷“tã Í‘qãBW{$# ÇÊÑÏÈ
“kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan.” (Q.S. Ali Imran: 186)
Dengan ayat ini, kita sudah semestinya sadar. Bahwa sebagai orang yang beriman, maka kita pasti diuji. Ya, orang yang beriman tentu tidak akan langsung begitu saja mendapatkan atau menunjukkan keimanannya jika dirinya belum diuji.
Di ayat ini, Allah meneguhkan setiap hati insan yang beriman dan mengalami cobaan, berupa ujian terhadap harta kita dan terhadap diri kita sendiri. Dan ujian itu tentu saja sangat berat. Sementara itu ada juga cobaan yang berupa cemoohan dari kaum kuffar dan orang-orang musyrik. Di ayat ini dijelaskan secara gambling tentang bentuk ujian yang saat ini sedang ‘booming’ di dunia, yaitu pelecehan Islam. Saat ini, Islam menjadi sasaran empuk bagi penghujatan dan penghinaan dari kaum kuffar. Islam disebut sebagai teroris, Islam disebut sebagai agama yang barbar, Islam disebut sebagai agama kebrutalan. Masya Allah! Subhanallah!
Begitu pula tentang cercaan kaum munafiqun yang selalu melecehkan orang-orang yang beriman. Berjanggut disebut teroris, celana yang di atas mata kaki disebut pakaian teroris, dll.
Dalam menyikapi hal ini, kita harus bersabar. Sebagaimana disebutkan oleh Allah di akhir surat ,
“…jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan”
Kita harus bersabar dalam menghadapi cemoohan dari orang-orang yang kurang berilmu, yang selalu mencemooh kita dengan kata-kata yang mengiris hati. Kita harus tetap bertakwa. Jangan sampai cemoohan yang keluar dari mulut kita menjadi penghalang bagi kita dalam melaksanakan kebaikan. Jangan sampai cemoohan itu membuat langkah kita terhenti. Hiraukanlah cemoohan itu layaknya pepatah yang mengatakan, “anjing menggonggong, kafilah berlalu”. Ya, cemoohan dan kata-kata yang buruk itu keluar bagaikan gonggongan anjing. Dan kita, sebagai kafilah menuju surga sudah semestinya menghiraukannya. Paling tidak, jika bisa cemoohan itu bisa dijadikan sebagai alat introspeksi diri, sebagai alat pemeriksa diri. Sudah benarkah diri kita? Mengapa mereka mencemooh kita? Apakah memang mereka yang kurang ilmu atau memang kita yang sudah salah. Yang penting, jangan jadikan cemoohan itu sebagai batu halangan, tapi jadikanlah cemoohan itu sebagai batu loncatan untuk meraih kebaikan yang hakiki.
Wallahu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar