Bersabar dengan shalat
$yg•ƒr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qãY‹ÏètGó™$# ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÌÈ
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. al-Baqarah: 153)
Sebenarnya ayat ini memiliki hubungan dengan ayat lain di al-Qur’an.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (Q.S. al-Baqarah: 45)
Mengapa kita diperintahkan untuk bersabar dengan shalat? Apa hubungan mereka berdua?
Sahabat…
Sabar merupakan hal yang biasa bagi seorang pengarung kehidupan. Sabar merupakan langkah kita untuk melalui ujian Allah. Sabar adalah perkara yang mungkin bagi sebagian orang mudah. Namun banyak juga orang yang terjatuh ke dalam lubang kehinaan karena ketidaksabaran mereka dalam menghadapi segala hal. Namun mengapa Allah menghubungkan kesabaran dengan shalat?
Seperti yang kita ketahui, bahwa kesabaran seseorang terkadang naik turun. Tergantung dari emosi orang itu sendiri. Kesabaran seseorang terkadang tidak stabil dan tidak bisa diukur. Maka dari itu, apa yang seharusnya kita jadikan sebagai pedoman dalam kesabaran?
Ya, tentu saja pedoman dan alat ukur kesabaran seseorang itu shalat. Mengapa? Karena dengan shalat, maka orang itu akan menjadi lebih baik dan lapang hatinya. Dengan shalat, kita bisa membersihkan jiwa kita,
“bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (Q.S. al-Ankabuut: 45)
Jika shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, maka pastilah shalat itu sangat berpengaruh bagi kesabaran hati seorang manusia. Ya, dengan shalat, maka kesabaran insya Allah akan dapat kita raih dan kelola dengan mudah. Kita tidak akan mudah terbawa emosi karena hilangnya kesabaran.
Bayangkanlah! Jika ada sebuah pintu tetapi tidak ada kuncinya, maka pintu itu akan mudah didobrak. Begitu pula sabar dan shalat. Jika kita sudah ‘mengaku’ sabar, tetapi pada dasarnya anda melalaikan shalat, maka yakinlah bahwa kesabaran anda itu hanya akan bersifat sementara. Sabar tidak akan sempurna tanpa shalat, kesabaran tidak akan kuat jika tanpa shalat.
Bencana itu pasti akan datang
Nä3¯Ruqè=ö7oYs9ur &äóÓy´Î/ z`ÏiB Å$öqsƒø:$# Æíqàfø9$#ur <Èø)tRur z`ÏiB ÉAºuqøBF{$# ħàÿRF{$#ur ÏNºtyJ¨W9$#ur 3 ÌÏe±o0ur šúïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÎÈ tûïÏ%©!$# !#sŒÎ) Nßg÷Fu;»|¹r& ×pt7ŠÅÁ•B (#þqä9$s% $¯RÎ) ¬! !$¯RÎ)ur Ïmø‹s9Î) tbqãèÅ_ºu‘ ÇÊÎÏÈ y7Í´¯»s9'ré& öNÍköŽn=tæ ÔNºuqn=|¹ `ÏiB öNÎgÎn/§‘ ×pyJômu‘ur ( šÍ´¯»s9'ré&ur ãNèd tbr߉tGôgßJø9$# ÇÊÎÐÈ
“dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. al-Baqarah: 155-157)
Banyak orang mengeluh pada diri mereka sendiri dan orang lain lantaran dirinya ditimpakan sebuah musibah dari Allah. Banyak diantara manusia lalai dan tidak bersabar. Bahkan banyak dari mereka melalaikan kehidupan mereka hanya karena mereka berputus asa karena apa yang ditimpakan oleh Allah padanya. Padahal, sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita tidak boleh berputus asa. Jika kita menghadapi suatu masalah atau ujian, maka jangan ragu untuk mengadukannya pada Allah!
Lihatlah ayat di atas! Kalimat awal ayat tersebut mengatakan bahwa, “dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,”. Hal merupakan bentuk penegasan bahwa setiap manusia pasti mengalami yang namanya ujian atau musibah. Musibah ini tentu saja bermacam-macam bentuknya, apakah itu kemiskinan, kekurangan fisik atau makanan, ketakutan, kegelisahan, dll. Dan jika kita tertimpa ujian atau musibah tersebut, maka yang kita lakukan adalah mengadu pada Allah. Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara bertawakkal pada Allah.
“mengapa Kami tidak akan bertawakkal kepada Allah? Padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada Kami, dan Kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri" (Q.S. Ibrahim: 12)
Di surah al-Baqarah ayat yang ke-155 sampai 157 juga menyebutkan bahwa jika kita ditimpakan suatu musibah, maka kita harus mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi raji’uun” yang artinya, “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali,“. Ucapan ini juga sekaligus menandakan sikap tawakkal atau berserah diri kepada Allah.
Bayangkan! Allah memberikan kabar gembira bagi siapa saja yang mengucapkan kalimat itu jika dirinya sedang ditimpa musibah. Dan Allah mengakhiri potongan ayat ini dengan kata-kata yang sangat indah
“…mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk,”
Masuk surga itu dengan ujian
÷Pr& óOçFö6Å¡ym br& (#qè=äzô‰s? sp¨Yyfø9$# $£Js9ur Nä3Ï?ù'tƒ ã@sW¨B tûïÏ%©!$# (#öqn=yz `ÏB Nä3Î=ö6s% ( ãNåk÷J¡¡¨B âä!$y™ù't7ø9$# âä!#§ŽœØ9$#ur (#qä9Ì“ø9ã—ur 4Ó®Lym tAqà)tƒ ãAqß™§9$# tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä ¼çmyètB 4ÓtLtB çŽóÇnS «!$# 3 Iwr& ¨bÎ) uŽóÇnS «!$# Ò=ƒÌs% ÇËÊÍÈ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga? Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (Q.S. al-Baqarah: 214)
Asbabun nuzul: Qatadah berkata, “Ayat ini turun saat Perang Khandaq/Ahzab. Ketika Rasulullah saw menghadapi cobaan, yaitu dikepung, dan diserang oleh kaum kafir Quraisy” (H.R. Abdurrazzaq. Lihat Ibnu Katsir: 1/432)
Banyak orang yang berangan-angan untuk menjadi penghuni surga, banyak orang yang menginginkan surga sebagai tujuan akhirnya. Namun, banyak juga orang yang tidak sadar bahwa mereka telah gagal untuk ke surga.
Banyak orang yang bermimpi untuk menjadi ahli surga, banyak orang yang ingin mendapatkan surga, tetapi banyak juga orang yang ternyata tidak berhasil untuk ke surga.
Mengapa mereka gagal ke surga? Mereka gagal dalam menghadapi ujian dari Allah. Mereka terlalu cepat menyerah dan berputus asa. Mereka melarikan diri dari kenyataan bahwa ujian itu pasti datang kepada siapa saja yang beriman. Orang-orang yang beriman itu sudah pasti menerima ujian sebagai tanda bukti akan keimanannya pada Allah. Bagaimana bisa seseorang disebut sebagai orang yang beriman jika dirinya tidak ikhlas dan sabar atas ujian yang ditimpakan oleh Allah padanya?
Banyak orang mengeluh karena begitu berat hidup yang harus dijalaninya. Padahal, masih banyak orang yang mengalami hal yang lebih buruk daripada dia. Sebagaimana bunyi ayat di atas,
“…sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)…”
Lihatlah! Anda tidak seharusnya untuk bersedih, berputus asa, atau merasa sengsara jika anda ditimpakan suatu musibah. Mengapa? Karena anda tidak sendirian di dunia ini. Anda tidak sendirian menghadapi ujian hidup yang begitu berat.
Lihatlah! Ayat di atas menunjukkan bahwa musibah adalah salah satu jalan untuk ke surga. Bagaimana caranya? Yaitu jika kita sabar dan tetap tawakkal pada Allah, maka insya Allah kita tergolong orang-orang yang sabar dan lulus ujian dari Allah.
Lihatlah! Ayat di atas juga menunjukkan pada kita bahwa sesungguhnya ujian itu bisa dilalui jika kita selalu berusaha. Ayat di atas juga dapat menjadi pengobat hati kita semua.
“…Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat,”
Wallahu a'lam
3 komentar:
Wah...agak Error...
Afwan
Izin nyimak gan..
Tulisan Arabnya ga keluar..bagusnya Agan nyantumin Nama Surat dan ayat nya..
lanjut gan...
Ualasan tentang sabarnya bagus, tapi kok arabnya gk muncul ???
Posting Komentar