Adakah Doa dan Dzikir Ketika Membasuh Anggota Wudhu?

14 November 2011 1 komentar
          Suci dari najis dan kotoran adalah salah satu syarat sah ketika hendak melaksanakan shalat atau mungkin ibadah lain. Dan untuk itu kita harus berwudhu untuk bersuci. Namun sayang, ternyata masih banyak diantara kaum muslimin yang melakukan kesalahan dalam wudhu mereka. Diantara kesalahan yang mereka lakukan adalah berdoa pada saat membasuh anggota wudhu.
     Hal ini sering dianggap sunnah oleh banyak orang sehingga mereka tanpa ragu melaksanakannya. Mereka menganggap hal itu ibadah padahal hal itu adalah suatu kesalahan yang bisa jatuh ke dalam perbuatan bid’ah. Sebenarnya orang-orang yang berdoa ketika membasuh anggota wudhu memiliki alasan mengapa mereka melakukan itu, yaitu karena mereka mengaku memiliki hadits sebagai landasan untuk melakukannya. Hadits yang mereka jadikan hujjah adalah hadits dari Anas yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Kewajiban Taat Pada Pemimpin dan Pemerintah

11 November 2011 0 komentar
Menaati para pemimpin dan memberi nasehat kepada mereka yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah kewajiban setiap orang, meskipun tanpa perjanjian darinya terhadap mereka, dan sekalipun dia tidak bersumpah untuk mereka dengan sumpah-sumpah yang ditegaskan. Dan kewajiban tersebut adalah sebagaimana wajibkan Shalat lima waktu, Zakat, Puasa Ramadhan, Haji ke Baitullah, dan ketaatan-ketaatan lain yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya
-Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fataawa-
          Wajibnya taat pada pemerintah merupakan salah satu kewajiban yang seharusnya ditunaikan oleh seluruh ummat Islam. Tidak seharusnya orang yang mengaku muslim malah mengangkat senjata melawan pemimpinnya sendiri. Sungguh, hal itu adalah satu kezhaliman yang besar.
          “Para ulama dan orang-orang yang utama tidak memberikan dispensasi (rukhshah) kepada siapa pun untuk menentang, atau mencurangi, atau membangkang kepada pemerintah dari segi apapun; karena sikap itu memang dilarang Allah, sebagaimana hal itu diketahui dari sikap Ahlus Sunnah dan Ahli Agama; dahulu maupun sekarang” (Majmu’ Fataawa jilid 18, Ibnu Taimiyah)