Al-Qur’an yang merupakan kitab suci ummat Islam ini bukanlah buku sembarang buku. Bukan bacaan sembarang bacaan meskipun al-Qur’an itu sendiri berarti bacaan. Tetapi lebih dari itu, al-Qur’an merupakan suatu mukjizat nyata dari Allah kepada nabi Muhammad SAW yang saat itu di jazirah Arab syair-syair sedang popular. Maka dari itulah al-Qur’an berbahasa Arab.
Tetapi tahukah antum semua? Bahwa al-Qur’an yang sering kita baca itu berbahasa Arab dan memiliki kandungan seni yang tinggi. Dan kita sebagai orang awam terkadang membaca al-Qur’an dengan seenaknya tanpa memperhatikan makhraj (tempat keluarnya huruf), dan panjang-pendeknya dari suatu kata. Berikut ulasannya:
- Kata “la” dengan “laa”
Memang sepele kelihatannya, tetapi makna dan arti dari dua kalimat sangatlah jauh berbeda. Kata ”la” dalam al-Qur’an diartikan sebagai kata ”sungguh”, sedangkan kata ”laa” itu diartikan sebagai ”tidak”
Sebagai contoh kalimat ”laa ilaha illallah” yang berarti ”tidak ada tuhan selain Allah”. Tetapi jika kita salah mengucapkan ”la ilaha illallah”, maka itu berarti ”sungguh tuhan selain Allah”. Itu berarti kita harus memperhatikan panjang-pendeknya harakat dalam membaca al-Qur’an.
- kata ”aliim” dengan ’aliim.
Kata alim (dengan huruf alif di depannya) itu berarti ”pedih” (dalam kalimat: ’adzaabun aliiim) sedangkan kata ’alim (dengan huruf ’ain di depannya) itu bermakna ”maha mengetahui” (dalam kalimat: innallaha ’aliimun hakiiim).
Jika melihat arti dari kedua kata itu sangatlah jauh berbeda. Meskipun dari pengucapan dan makhraj-nya hampir sama. Yang satu dari tenggorokan biasa (huruf alif), yang satunya lagi dari pangkal tenggorokan (huruf ’ain). Coba jika kita salah mengucapkan seperti ”innallaha ’aliimun hakiim” yang berarti ”sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”, tetapi jika kita baca ”innallaha aliimun hakiim”, maka akan berarti ”sesungguhnya Allah pedih lagi maha bijaksana”. Hal yang sangat jauh berbeda, bukan?
- kata ”qul” dengan ”kul”
Kata ”qul” yang berawal dari huruf qaf yang keluarnya di pangkal tenggorokan itu berarti ”katakanlah!”, tetapi jika kata ”qul” kita baca ”kul” dengan huruf k biasa, maka hal itu akan berarti ”makanlah!”
- kata ”illa” dengan kata ”ilaa”
kata ”illa” yang berarti ”kecuali” terkadang masih sering tertukar dengan kata ”ila”. Seperti pada surat al-asr yang berbunyi:
”innal insaana la fi khusrin, illalladzina aamanu wa ’amilushshaalihaati....”(al-asr: 2-3)
Jika kita salah membaca kata ”illa” dengan ”ilaa”, maka maknanya berubah dari ”sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman.....”, dapat berubah menjadi ”sesungguhnya manusia dalam kerugian, kepada/sampai orang yang beriman dan...”.
Kesimpulan yang dapat dipetik dari artikel ini yaitu mulut adalah setajam-tajamnya pedang. jika kita salah mengucapkan, maka harus dihindari. karena meskipun terlihat kecil, namun bisa menjadi dosa yang terbesar.
wallahu a'lam
0 komentar:
Posting Komentar