Banyak orang ternyata bingung mengenai ruh Nabi Isa yang sering disamakan dengan ruh Allah, sehingga mereka menganggap bahwa Nabi Isa adalah anak Allah, atau justru penjelmaan Allah –Maha Suci Allah dari yang mereka sangka-. padahal, dalam aqidah seorang muslim yang lurus sudah seharusnya mengakui bahwa keesaan Allah itu mutlak. Sesuai dengan yang ada dalam al-Qur’an,
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.(QS Al-Ikhlas: 3-4)
Lantas, bagaimana kita menyikapi hal ini? Simak saja tanya jawab antara seseorang dengan salah seorang ulama terkemuka, Syaikh Abdullah bin Jibrin, yang membantah fitnah mereka.
Pertanyaan:
Apa bantahan Syaikh terhadap mereka yang mengatakan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam itu anak Allah dengan berdalil,
...Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami...(QS At-Tahrim: 12)
Maha Suci Allah dari apa saja yang dikatakan oleh orang-orang zhalim.
Jawaban:
Ayat ini yang berada di surat At-Tahrim berbunyi,
Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan Dia adalah Termasuk orang-orang yang taat.(QS At-Tahrim: 12)
Dan juga dalam surat al-Anbiya,
Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan Dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.(QS Al-Anbiya: 91)
Ayat ini menegaskan, peniupan ruh itu ada pada diri Maryam dan bahwa tiupan itu sampai ke kemaluannya, sehingga ia mengandung Nabi Isa. Allah berfirman,
...Lalu Kami mengutus ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.(QS Maryam: 17)
Dan dialah malaikat yang berkata,
...Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci(QS Maryam: 19)
Disebutkan dalam kitab tafsir bahwa malaikat tersebut meniupkan ruh ke dalam saku baju Maryam, sehingga tiupan itu sampai ke dalam rahimnya, lalu dia pun mengandung Nabi Isa.
Yang dimaksudkan ruh di sini adalah ruh yang Allah ciptakan yang menghasilkan kehidupan, sebagaimana terjadi pada Nabi Adam. Allah berfirman,
Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud(QS al-Hijr: 29)
Allah telah meniupkan ruh pada diri Nabi Adam, sama halnya dengan Nabi Isa. Beliau diciptakan dengan ruh ini yang merupakan makhlukNya. Allah berfirman,
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.(QS Al-Qadr: 4)
Dan firmanNya,
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf...(QS An-Naba: 38)
Jadi, Nabi Isa adalah makhluk yang diciptakan dari tiupan ini yang merupakan ruh ciptaan Allah yang dengannya Dia menciptakan semua manusia dan yang pertama dari mereka adalah Nabi Adam. Allah berfirman,
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(QS As-Sajdah: 9)
Atas dasar ini, maka tidak ada keistimewaan bagi Nabi Isa dengan ruh tersebut. Justru beliau seperti makhluk lainnya yang terdiri dari ruh dan jasad yang bisa bergerak dan bisa berbolak-balik dalam kehidupan ini.
Wallahu a’lam
(Syaikh Abdullah bin Jibrin)
Dari Fatawa wa Ahkam fii Nabiyillah Isa ‘alaihissalam
0 komentar:
Posting Komentar