Islam dan Pengaruhnya Bagi Dunia

11 Maret 2010
Islam di masa kini merupakan suatu tanda prahara yang akan menyeret seluruh umat manusia. Mengapa? Karena saat ini Islam disudutkan dan dianggap sebagai sampah peradaban. Islam dianggap sebagai suatu ajaran yang kuno dan tidak relevan lagi dengan kehidupan sekarang. Islam dan syariat-syariatnya seakan-akan dibuang dalam kehidupan sosial masyarakat dunia saat ini.

            Ya, Islam dan syariatnya dianggap sebagai penghalang bagi kemajuan hidup umat manusia. Padahal, sebenarnya hal itu hanyalah isu belaka. Hal itu adalah suatu kebohongan yang besar ketika dibilang bahwa Islam merupakan penghalang bagi kemajuan zaman.
            Jika Islam disebut demikian, maka sesungguhnya orang-orang yang menyebarkan kebohongan itulah yang sebenarnya menjadi penghalang bagi kemajuan zaman. Karena orang itu secara tidak langsung telah meniupkan ruh permusuhan dan perpecahan ke tengah-tengah ummat Islam. Maka orang-orang yang tergabung dalam koalisi besar untuk menghancurkan Islam yang terdiri dari kaum kuffar, fasiq, dan munafiq-lah yang sesungguhnya tidak memiliki pengetahuan akan hal ini. Jika mereka menyebut Islam sebagai penyakit dari masa lalu, maka sesungguhnya merekalah yang telah mendustakan dan membolak-balikkan suatu fakta dalam sejarah kehidupan umat manusia.
            Mereka telah melalaikan suatu fakta di mana zaman dahulu sebelum tersebarnya Islam dunia masih berada di dalam kegelapan. Dunia masih di dalam masa-masa yang suram. Dunia masih belum memiliki pelita ilmu. Meskipun zaman dahulu itu ada banyak kerajaan-kerajaan besar atau empirium yang merupakan negara-negara adidaya atau super power telah berdiri dengan kokoh dan angkuh seperti kerajaan Romawi dan Persia. Namun hal itu bukan berarti bahwa manusia telah mencapai sesuatu yang disebut sebagai peradaban berilmu. Namun hal itu masih di dalam kategori kegelapan atau kebodohan. Karena pada zaman itu, Romawi dan Persia tetap saja menyembah berhala-berhala dan sesembahan lain yang tidak dapat membawa pengaruh apa-apa sama sekali. Layaknya Persia yang beragama Majusi yang menyembah api.
 Sungguh! Zaman itu adalah zaman yang penuh kegelapan ilmu. Zaman yang penuh dengan kenistaan. Sistem perbudakan masih dijalankan dengan semena-mena, kaum wanita diinjak-injak kehormatannya, orang-orang yang miskin tidak mendapatkan haknya, para penguasa memerintah dengan semaunya, perdagangan masih dipenuhi dengan tipu menipu dan riba, dan mereka semuanya termasuk golongan yang nyata akan kesesatannya karena mereka adalah penyembah berhala.
Namun, ketika Islam muncul dan memancarkan cahayanya untuk pertama kalinya di tanah Arab, maka hal-hal tersebut langsung berubah total. Ya, Islam berusaha memperbaiki sistem sosial dalam masyarakat untuk menjadi masyarakat yang mulia. Bayangkan saja, saat kaum wanita terancam bahaya ketika bayi perempuan harus dikubur hidup-hidup, Islam menawarkan suatu konsep lain yang sifatnya meninggikan derajat wanita. bahkan Islam itu menjaga kehormatan wanita yaitu ketika Islam mewajibkan wanita untuk mengenakan hijab.
Atau ketika Islam mengangkat derajat seluruh manusia ketika Islam berusaha untuk membangun peradaban ilmu. Islam mewajibkan tiap muslim untuk menuntut ilmu. Dan hasilnya, adalah dunia berhasil mencetak generasi-generasi yang berpengetahuan luas seperti Ibnu Sina, Jabir bin Hayyan, Ibnu Rusyd, dll. Sehingga akhirnya dunia mencapai peradaban ilmu tersebut.   
Atau ketika Islam memerintahkan untuk berjual-beli dengan cara yang jujur dan halal. Atau ketika Islam menyerukan persaudaraan antara budak dan majikannya. Atau ketika Islam menerapkan suatu sistem pemerintahan yang berlandaskan Qur’an dan sunnah.  
Jika melihat fakta-fakta di atas, maka masih pantaskah jika Islam dan syariat-syariatnya disebut sampah yang harus dibuang dari kehidupan? Tentu saja tidak.
Wallahu a’lam.

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar