Ketika Cinta Bertasyabbuh

20 Maret 2011 0 komentar

Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat
-Ibnu Taimiyah-
Patut dipertanyakan, bagaimana bisa perspektif remaja zaman sekarang mengenai cinta begitu seragam. Cinta selalu  digambarkan sebagai satu hal yang indah, sebagai suatu hal yang paling menyejukkan. Yang manisnya lebih manis daripada madu dan lebih putih daripada susu. Padahal cinta itu begitu luas, perlu konsistensi dalam hal konsekuensi cinta. Namun kebanyakan memahami sebagai sebuah permainan belaka.
            Pandangan mengenai cinta saat ini begitu ringan di mata remaja. Dan lagi, dalam hal cinta ternyata kebanyakan orang berkiblat pada satu hal: Barat.
            Tradisi cinta gaya Eropa dan Amerika kali ini semakin dipuja. Budaya cinta ala hedonis dan para pecinta dunia kini makin menggila. Tidak lagi merambah pada orang dewasa dan remaja, bahkan hingga anak-anak yang umurnya masih hijau, yang dengan mudahnya bertuturkata mengenai cinta, yang dengan ringannya memuja cinta, yang dengan tidak ada rasa berdosa mereka memamerkan kecintaan mereka pada lawan jenis. Apakah ini gambaran masa muda generasi sekarang? Bila sekarang saja sudah begini, maka bagaimana dengan masa mendatang?

Untukmu yang Dimabuk Asmara

12 Maret 2011 1 komentar

Gejolak cinta merupakan jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus. Disebabkan berbeda dengan jenis penyakit lain, baik dari segi bentuk, penyebabnya maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit disembuhkan
(Ibnul Qayyim al-Jauziyah)

Seseorang sudah tentu memiliki perasaan. Ya, perasaan yang berasal dari hati. Yang menandakan bahwa kita hidup, yang menandakan bagaimana kemuliaan kita sebagai manusia, yang menunjukkan bagaimana kita sebagai maklhuk yang sempurna. Ya, hati dan nafsu merupakan salah satu pemberian Allah yang paling besar. Bayangkan bila dunia ini berjalan namun sama sekali tidak ada perasaan dalam kehidupan. Bayangkan saja bila bumi ini berputar namun sama sekali tidak ada hati dalam setiap waktu. Maka bagaimanakah jadinya hidup ini?
            Setiap perasaan atau nafsu merupakan satu alat yang paling penting selain akal. Karena bila seluruhnya kita ukur lewat nalar belaka, maka tentu hidup ini tidak akan pernah seimbang, tidak akan pernah sempurna. Dalam setiap pengambilan keputusan, kita butuh dua komponen. Yaitu akal dan hati atau perasaan. Namun, bagaimana bila ternyata perasaan yang kita miliki telah terjangkit virus? Telah terkena wabah penyakit yang menular? Maka tentu saja hidup ini tidak lagi seimbang.
            Dan tentu saja dalam hal ini terdapat berbagai macam penyakit hati. Namun yang paling sering menjangkiti kita (terutama kawula muda) adalah mabuk asmara (al-Isyq).

Kupas Tuntas Masalah Hukum Isbal (Celana Melewati Mata Kaki)

11 Maret 2011 20 komentar

Masalah isbal memang sering terjadi perdebatan. Ada yang pro dan ada yang kontra, ada yang bilang itu adalah hal yang dhalalah (sesat) ada juga yang bilang mubah. Mana yang benar?
            Untuk menelaah hal itu, kita harus memiliki landasan, sebuah pijakan yang kuat. Dan untuk memahami hal itu, maka tentu saja kita berlandaskan pada al-Qur’an, al-Hadits, dan atsar dari para shahabat, tabi’in dan tabi’ut-tabi’in, serta kata-kata para ulama. Tetapi kali ini pembahasan lebih ditekankan dan berputar pada Hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam serta perkataan para salafushshalih.

Untukmu yang Patah Hati: Sebuah Risalah Tentang Cinta

7 Maret 2011 2 komentar

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu...
-Ali bin Abi Thalib-

Kita telah sering mendengar sepatah kata yang mampu menyihir hati menjadi bergetar karenanya, cinta. Sebuah kata yang berhasil menjadi tonggak kehidupan di dunia, cinta. Yang menjadi sebuah perasaan damai yang bersemayam di hati setiap insan, cinta. Satu kata yang telah mewarnai hidup setiap manusia, cinta.
            Kata yang telah membangunkan insan-insan yang tidur, yang menyadarkan orang-orang yang terlelap, dan yang membangkitkan orang-orang yang patah semangat. Itulah yang sering disebut cinta.
            Cinta yang indah, yang membuat dunia ini sempit bagai milik berdua, yang menjadikan bumi tempat berpijak bagai karpet merah dan permadani mewah, yang menjadikan langit bagai pantulan wajah yang dicinta, yang membuat lautan bagai lukisan tentang keindahan yang dicinta, yang membuat kicauan burung bagai panggilan dari sang pecinta