Membantah Kesesatan Tapi Disebut Perpecahan

11 Desember 2011
Jalan kebenaran itu jauh dan bersabar bersama kebenaran itu berat
-Mimsyad Ad Dainuri, Shifatush Shafwah IV/78-
Ketika berusaha meluruskan umat dari firqah-firqah sesat maka tak jarang kita disebut sebagai pengadu domba. Ketika berusaha untuk membantah pengikut hawa nafsu dan pengekor kesesatan lainnya maka kita bisa disebut pemecah belah ummat. Kita bilang A sesat, maka orang bilang kita tidak mau Islam bersatu dalam satu jama’ah.
Padahal, layakkah kebenaran bersatu dengan kesesatan? Pantaskah yang haq disatukan dengan yang batil? Jelas tidak. Pemikiran-pemikiran yang ingin agar kita tidak meluruskan ummat dengan berdalih untuk menyatukan umat inilah pemikiran yang salah. Yang menghendaki agar terciptanya generasi yang dangkal ilmunya. Mengatasnamakan toleransi inter agama atau perbedaan fiqh dan madzhab.

Padahal, telah nyata yang disebut sesat adalah dalam hal aqidah. Jika aqidahnya telah melenceng maka berarti sudah berbeda jalan dengan kebenaran.
Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan tentang orang yang membantah ahlul bid’ah namun dikatakan pemecah belah ummat: Benar, mereka itu adalah penyebab perpecahan (yakni yang membedakan dan memisahkan, pent) antara yang haq dengan yang batil, ini yang benar.
Kami membedakan/memisahkan antara yang haq dengan yang bathil, antara ahlul haq dengan ahlul bathil. Senantiasa kami akan membantah (kebatilan dan para pelakunya), demikian pula para ulama juga membantah mereka.
Yang seperti ini bukanlah untuk membikin perpecahan, akan tetapi justru ini untuk menyatukan umat di atas al-haq. Karena keberadaan umat manusia di atas kesesatan dan di atas pemikiran-pemikiran yang batil, inilah sesunggguhnya yang menyebabkan perpecahan antar umat Islam.
Adapun upaya untuk menjelaskan al-haq kepada mereka (umat Islam) adalah dalam rangka menyatukan umat di atasnya, maka inilah sesungguhnya dakwah kepada persatuan, bukan dakwah kepada perpecahan.
Dikatakan dakwah kepada perpecahan itu apabila tidak ada upaya untuk membantah ahlul bathil. Inilah sesungguhnya dakwah kepada perpecahan jika mereka memahaminya.
(Dari Ta’liq terhadap kitab Syarhus Sunnah, karya Al-Imam Al-Barbahari)
Rujukan: Salafy.or.id
Bogor, 11 Desember 2011
Artikel Cafe Sejenak

Artikel Terkait



1 komentar:

  • Kalau pemahaman saya, cakupan kata "sesat" itu adalah perbuatan yang melanggar rukun iman yang enam. Jadi kalau tidak menyimpang dari rukun iman, tidak bisa dikatakan sesat.
    Bagaimana menurut anda?

  • Posting Komentar