Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat-Ibnu Taimiyah-
Patut dipertanyakan, bagaimana bisa perspektif remaja zaman sekarang mengenai cinta begitu seragam. Cinta selalu digambarkan sebagai satu hal yang indah, sebagai suatu hal yang paling menyejukkan. Yang manisnya lebih manis daripada madu dan lebih putih daripada susu. Padahal cinta itu begitu luas, perlu konsistensi dalam hal konsekuensi cinta. Namun kebanyakan memahami sebagai sebuah permainan belaka.
Pandangan mengenai cinta saat ini begitu ringan di mata remaja. Dan lagi, dalam hal cinta ternyata kebanyakan orang berkiblat pada satu hal: Barat.
Tradisi cinta gaya Eropa dan Amerika kali ini semakin dipuja. Budaya cinta ala hedonis dan para pecinta dunia kini makin menggila. Tidak lagi merambah pada orang dewasa dan remaja, bahkan hingga anak-anak yang umurnya masih hijau, yang dengan mudahnya bertuturkata mengenai cinta, yang dengan ringannya memuja cinta, yang dengan tidak ada rasa berdosa mereka memamerkan kecintaan mereka pada lawan jenis. Apakah ini gambaran masa muda generasi sekarang? Bila sekarang saja sudah begini, maka bagaimana dengan masa mendatang?