Alhamdulillah, akhirnya Cafe Sejenak telah berumur setahun. Entah sudah berapa banyak hal-hal yang telah dilalui selama ini. Dan sekarang, Cafe Sejenak ingin mempersembahkan kepada anda semua. Sebuah bentuk rasa syukur atas nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada kami. Akhirnya penulis, Jundullah Abdurrahman Askarillah, berhasil merampungkan sebuah karya sederhana, yaitu kumpulan tulisan Cafe Sejenak yang merupakan artikel pilihan yang insya Allah mampu memberikan pencerahan kepada siapa saja yang haus akan penyegaran ruhani secara keseluruhan dengan bentuk ebook. Ebook ini berjudul “Today is a New Day: Step by Step, Keep Moving Forward”. Semoga ebook kecil ini bisa memberikan inspirasi bagi anda semua.
Today is a New Day: Step by Step, Keep Moving Forward (Ebook Cafe Sejenak)
16 September 2010 Diposting oleh Jundullah Abdurrahman Askarillah di 11.45 0 komentarDownload Gratis E-Book Islami
11 September 2010 Diposting oleh Jundullah Abdurrahman Askarillah di 17.59 1 komentarSaat ini, sepertinya kaum muslimin begitu sulit mencari ilmu. Memang ada berbagai alasan. Diantaranya tingkat membaca buku yang rendah. Hal ini juga disebabkan beberapa hal, diantaranya banyaknya buku-buku yang memadai namun harganya yang mahal. Dan sekarang, Cafe Sejenak ingin sekedar berbagi pada semuanya. Cafe Sejenak berusaha untuk menambah pengetahuan kita semua agar kita tidak lagi tertinggal. Dan Cafe Sejenak mengusahakan itu semua dengan menyediakan link Download E-Book gratis!.
Download E-Book kali ini berbeda. Karena Cafe Sejenak menyediakan berbagai E-Book yang berkualitas ini secara cuma-Cuma. Dan anda tinggal download buku-buku apa saja yang anda butuhkan. Buku-bukunya antara lain:
Apa Ucapan Ketika Hari Raya (Iedul Fitri dan Iedul Adha)?
Diposting oleh Jundullah Abdurrahman Askarillah di 05.56 0 komentarSyaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang ucapan selamat pada hari raya maka beliau menjawab [1] :
"Ucapan pada hari raya, di mana sebagian orang mengatakan kepada yang lain jika bertemu setelah shalat Ied :
Taqabbalallahu minnaa wa minkum
"Artinya : Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian"
Dan ( Ahaalallahu 'alaika), dan sejenisnya, ini telah diriwayatkan dari sekelompok sahabat bahwa mereka mengerjakannya. Dan para imam memberi rukhshah untuk melakukannya seperti Imam Ahmad dan selainnya, akan tetapi Imam Ahmad berkata : Aku tidak pernah memulai mengucapkan selamat kepada seorangpun, namun bila ada orang yang mendahuluiku mengucapkannya maka aku menjawabnya. Yang demikian itu karena menjawab ucapan selamat bukanlah sunnah yang diperintahkan dan tidak pula dilarang. Barangsiapa mengerjakannya maka baginya ada contoh dan siapa yang meninggalkannya baginya juga ada contoh, wallahu a'lam.[2]
Abdullah bin Saba dalam Sejarah
8 September 2010 Diposting oleh Jundullah Abdurrahman Askarillah di 17.25 0 komentarPara ahli hadits dan para penulis kitab Al-Jarh wa At-Ta’dil, [1] para penulis sejarah serta penulis kitab-kitab tentang aliran-aliran telah sepakat tentang keberadaan tokoh keturunan Yahudi ini, dia ialah Abdullah bin Saba, yang juga berjuluk Ibnu Sauda.
Peran yang ia mainkan telah menanamkan bibit kerusakan di kalangan orang-orang munafiqin dan orang-orang sukuisme serta orang-orang yang di dalam hatinya berakar hawa nafsu dan keinginan-keinginan buruk lainnya. Andullah bin Saba memperlihatkan keislamannya pada masa kekhilafahan Utsman. Dia juga mempertontonkan pribadi yang shalih, kemudian berusaha menjalin kedekatan dengan Ali.
Imsak, Sunnah atau Bid'ah?
5 September 2010 Diposting oleh Jundullah Abdurrahman Askarillah di 10.49 0 komentarJika Ramadhan, kita sering sekali mendengar yang namanya jadwal imsak. Sebuah jadwal antara sahur dan subuh. Banyak masyarakat Indonesia yang ternyata memiliki persepsi dan pandangan yang kurang benar dalam menyikapi waktu imsak ini.
Sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa sahur itu harus selesai ketika telah datang waktu imsak. Bahkan ada yang kembali memuntahkan makanan yang ada di mulutnya ketika imsak itu datang. Sementara itu, sebagian yang lainnya menganggap bahwa imsak itu adalah sebuah tindakan bid’ah, sebuah tindakan yang sama sekali tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Jadi, mana di antara kedua pendapat itu yang benar?
Mengapa Syiah Terpusat di Iran?
2 September 2010 Diposting oleh Jundullah Abdurrahman Askarillah di 21.06 3 komentarSeperti yang kita ketahui, bahwa Iran adalah salah satu negara Syiah terbesar di dunia. Iran terkenal dengan sejarahnya yaitu ‘Revolusi Islam Iran’ yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini, seorang pemimpin besar Syiah. Namun, pernahkah kita bertanya, “mengapa Syiah itu terpusat di Iran, tidak di negara lain?” Baik, dalam menjawab hal itu sudah seharusnya kita kembali menengok sejarah masa lalu.
Iran merupakan negara yang dulu dikenal dengan Persia, sebuah kerajaan yang besar. Penduduknya menganut agama Majusi (penyembah api, lebih dikenal sebagai Zoroasterisme). Kehidupan mereka bergelimang harta, karena memang kota-kotanya indah dan subur, serta peradabannya cukup maju pada masa itu.
Langganan:
Postingan (Atom)