Menyoal Salafi: Sebuah Catatan Opini, Pengalaman, dan Kritik

30 April 2013 21 komentar
Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya kemudian generasi sesudahnya lagi.
(HR. Bukhari, Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim, dan Tirmidzi)

Prolog

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah obrolan ringan penulis dengan teman-temannya mengenai pergerakan dan dinamika dunia Islam yang sedang terjadi saat ini. Obrolan-obrolan itu mengalir begitu saja membahas berbagai masalah keIslaman. Hingga akhirnya sampai kepada gerakan-gerakan dakwah. Kita, dalam hal ini kaum muslimin Indonesia, telah mengenal berbagai gerakan-gerakan dakwah seperti misalnya Hizbut Tahrir (HT), tarbiyah (yang juga diusung oleh salah satu partai politik di Indonesia), hingga yang namanya gerakan Salafi.

Ketika bicara Salafi, teman-teman penulis mulai mengutarakan pendapatnya tentang gerakan ini. Tapi kebanyakan yang muncul adalah stigma negatif, seperti Salafi itu memonopoli masjid, mengeksklusifkan diri, keras, dan sebagainya. Intinya kebanyakan opini mereka hampir sama dengan opini umum publik terhadap gerakan yang dinamai Salafi ini, yang dinyatakan sebagai gerakan ekstrimis, eksklusif, mudah memvonis, dan yang lainnya.

Siapa Salafi? Siapa Wahabi?

19 Maret 2013 18 komentar
“Bahkan aku jadikan Allah, para malaikat-Nya serta seluruh makhluk-Nya sebagai saksi bahwa jika datang kepada kami kebenaran darimu maka aku akan menerimanya dengan lapang dada. Lalu akan kubuang jauh-jauh semua yang menyelisihinya walaupun itu perkataan Imamku, kecuali perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau tidak pernah menyampaikan selain kebenaran.”
(Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Ad Durar As Saniyah I/37-38)

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarganya, dan para sahabatnya. 

Pendahuluan: Fitnah Wahabi kepada Blog ini

Akhir-akhir ini penulis sedang dihadapi dengan berbagai kesibukan kuliah sehingga tidak heran blog ini rasanya sedikit “ditinggalkan” oleh penulis, padahal banyak ilmu yang ingin dibagi kepada pembaca, entah itu dari kajian, dari rekaman, dari buku-buku, dan sebagainya. Bukan berarti si penulis adalah seorang yang berilmu tinggi, tapi penulis hanya ingin membagikan apa yang bisa bermanfaat bagi orang banyak.

Ketika penulis sekedar iseng untuk membuka komentar terbaru di blog ini, betapa terkejutnya kami ketika melihat banyak komentar yang ditulis oleh Anonymous yang isinya kurang lebih “Hati-hati virus Salafi-Wahabi!”. Dan salah satunya ada di artikel Di Manakah Allah?

Kupas Tuntas: Adakah Bid'ah Hasanah?

16 Februari 2013 34 komentar

“Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya”
-HR. Ad Darimi, atsar Abdullah bin Mas’ud-

Oleh: Ustadz Syariful Mahya Lubis, Lc.*

Sejumlah jawaban direkayasa, sejumlah dalilpun dipaksakan, demi melegalkan bid’ah, dan demi memberanikan orang melakukannya.

Pertanyaan tersebut terkait langsung dengan Islam, yang oleh karenanya membutuhkan jawaban yang merujuk kepada Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber kebenaran dalam Islam, jawaban-jawaban yang hanya bersifat logika, tidak akan dapat menguak kebenaran dalam permasalahan Islam. Sebab selogis apapun sebuah jawaban tetap saja ia spekulasi relatif, yang sudah pasti dapat dipatahkan dengan hal yang sama, lebih-lebih apabila jawaban-jawaban logis tadi kontaradiktif dengan dalil-dalil yang syar’i.

Definisi

Nabi bersabda, “Siapapun yang melakukan amal yang tidak kami perintahkan, maka amal tersebut tertolak (tidak diterima)” (HR. Bukhari dan Muslim, dari ‘Aisyah).

Beliau juga bersabda, “Setiap (ibadah) yang baru adalah bid’ah” (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibn Majah, dari Jabir)