Siapa Salafi? Siapa Wahabi?

19 Maret 2013 18 komentar
“Bahkan aku jadikan Allah, para malaikat-Nya serta seluruh makhluk-Nya sebagai saksi bahwa jika datang kepada kami kebenaran darimu maka aku akan menerimanya dengan lapang dada. Lalu akan kubuang jauh-jauh semua yang menyelisihinya walaupun itu perkataan Imamku, kecuali perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau tidak pernah menyampaikan selain kebenaran.”
(Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Ad Durar As Saniyah I/37-38)

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarganya, dan para sahabatnya. 

Pendahuluan: Fitnah Wahabi kepada Blog ini

Akhir-akhir ini penulis sedang dihadapi dengan berbagai kesibukan kuliah sehingga tidak heran blog ini rasanya sedikit “ditinggalkan” oleh penulis, padahal banyak ilmu yang ingin dibagi kepada pembaca, entah itu dari kajian, dari rekaman, dari buku-buku, dan sebagainya. Bukan berarti si penulis adalah seorang yang berilmu tinggi, tapi penulis hanya ingin membagikan apa yang bisa bermanfaat bagi orang banyak.

Ketika penulis sekedar iseng untuk membuka komentar terbaru di blog ini, betapa terkejutnya kami ketika melihat banyak komentar yang ditulis oleh Anonymous yang isinya kurang lebih “Hati-hati virus Salafi-Wahabi!”. Dan salah satunya ada di artikel Di Manakah Allah?

Kupas Tuntas: Adakah Bid'ah Hasanah?

16 Februari 2013 34 komentar

“Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya”
-HR. Ad Darimi, atsar Abdullah bin Mas’ud-

Oleh: Ustadz Syariful Mahya Lubis, Lc.*

Sejumlah jawaban direkayasa, sejumlah dalilpun dipaksakan, demi melegalkan bid’ah, dan demi memberanikan orang melakukannya.

Pertanyaan tersebut terkait langsung dengan Islam, yang oleh karenanya membutuhkan jawaban yang merujuk kepada Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber kebenaran dalam Islam, jawaban-jawaban yang hanya bersifat logika, tidak akan dapat menguak kebenaran dalam permasalahan Islam. Sebab selogis apapun sebuah jawaban tetap saja ia spekulasi relatif, yang sudah pasti dapat dipatahkan dengan hal yang sama, lebih-lebih apabila jawaban-jawaban logis tadi kontaradiktif dengan dalil-dalil yang syar’i.

Definisi

Nabi bersabda, “Siapapun yang melakukan amal yang tidak kami perintahkan, maka amal tersebut tertolak (tidak diterima)” (HR. Bukhari dan Muslim, dari ‘Aisyah).

Beliau juga bersabda, “Setiap (ibadah) yang baru adalah bid’ah” (HR. Muslim, Ahmad, dan Ibn Majah, dari Jabir)

Tidak Sebaik Musa, Tidak Sejahat Fir'aun

15 Februari 2013 0 komentar
Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut, Dia mencintai kelembutan dalam segala urusan
-HR. Bukhari-

Sejenak, mari kita kembali ke zaman dahulu kala, kembali pada lembaran sejarah dunia yang dinodai oleh kekafiran seorang Fir’aun. Ya, diktator nomor 1 sepanjang sejarah manusia ini merupakan penguasa sebuah peradaban yang paling maju di dunia saat itu. Harta, tahta, dan dunia seakan keseluruhan adalah miliknya. Tapi memang dasar Fir’aun, ia yang tidak akan pernah merasa puas, Ia yang tak merasa cukup menjadi manusia saja, ia ingin menjadi lebih daripada itu, ia memiliki obsesi untuk melampaui batas-batas kemanusiaan. Ya, ia ingin menjadi TUHAN.

Kemudian (Fir’aun) berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”” (QS. An Naazi’at: 24)

Dan dengan segala kekuasaan yang ia miliki, ia daulat dirinya sendiri sebagai Rabb semesta alam. Tangan besi Fir’aun yang telah merampas kehormatan ribuan atau mungkin jutaan manusia telah memaksa mereka untuk tunduk patuh secara mutlak kepada titahnya. Entah berapa lama Fir’aun telah merasakan “sensasi” menjadi Tuhan hingga akhirnya Allah utus ke tengah-tengah negeri Fir’aun itu Nabi yang mulia, Musa dan saudaranya Harun ‘alaihimussalam.