Kesalahan-kesalahan Dalam Membaca al-Qur'an

15 September 2009 0 komentar


            Mukaddimah
Al-Qur’an yang merupakan kitab suci ummat Islam ini bukanlah buku sembarang buku. Bukan bacaan sembarang bacaan meskipun al-Qur’an itu sendiri berarti bacaan. Tetapi lebih dari itu, al-Qur’an merupakan suatu mukjizat nyata dari Allah kepada nabi Muhammad SAW yang saat itu di jazirah Arab syair-syair sedang popular. Maka dari itulah al-Qur’an berbahasa Arab.
            Tetapi tahukah antum semua? Bahwa al-Qur’an yang sering kita baca itu berbahasa Arab dan memiliki kandungan seni yang tinggi. Dan kita sebagai orang awam terkadang membaca al-Qur’an dengan seenaknya tanpa memperhatikan makhraj (tempat keluarnya huruf), dan panjang-pendeknya dari suatu kata. Berikut ulasannya:
  1. Kata “la” dengan “laa”
Memang sepele kelihatannya, tetapi makna dan arti dari dua kalimat sangatlah jauh berbeda. Kata ”la” dalam al-Qur’an diartikan sebagai kata ”sungguh”, sedangkan kata ”laa” itu diartikan sebagai ”tidak”
Sebagai contoh kalimat ”laa ilaha illallah” yang berarti ”tidak ada tuhan selain Allah”. Tetapi jika kita salah mengucapkan ”la ilaha illallah”, maka itu berarti ”sungguh tuhan selain Allah”. Itu berarti kita harus memperhatikan panjang-pendeknya harakat dalam membaca al-Qur’an.
  1. kata ”aliim” dengan ’aliim.
Kata alim (dengan huruf alif di depannya) itu berarti ”pedih” (dalam kalimat: ’adzaabun aliiim) sedangkan kata ’alim (dengan huruf ’ain di depannya) itu bermakna ”maha mengetahui” (dalam kalimat: innallaha ’aliimun hakiiim).
Jika melihat arti dari kedua kata itu sangatlah jauh berbeda. Meskipun dari pengucapan dan makhraj-nya hampir sama. Yang satu dari tenggorokan biasa (huruf alif), yang satunya lagi dari pangkal tenggorokan (huruf ’ain). Coba jika kita salah mengucapkan seperti ”innallaha ’aliimun hakiim” yang berarti ”sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”, tetapi jika kita baca ”innallaha aliimun hakiim”, maka akan berarti ”sesungguhnya Allah pedih lagi maha bijaksana”. Hal yang sangat jauh berbeda, bukan?

  1. kata ”qul” dengan ”kul”
Kata ”qul” yang berawal dari huruf qaf yang keluarnya di pangkal tenggorokan itu berarti ”katakanlah!”, tetapi jika kata ”qul” kita baca ”kul” dengan huruf k biasa, maka hal itu akan berarti ”makanlah!”
  1. kata ”illa” dengan kata ”ilaa”
kata ”illa” yang berarti ”kecuali” terkadang masih sering tertukar dengan kata ”ila”. Seperti pada surat al-asr yang berbunyi:
”innal insaana la fi khusrin, illalladzina aamanu wa ’amilushshaalihaati....”(al-asr: 2-3)
Jika kita salah membaca kata ”illa” dengan ”ilaa”, maka maknanya berubah dari ”sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman.....”, dapat berubah menjadi ”sesungguhnya manusia dalam kerugian, kepada/sampai orang yang beriman dan...”.


Kesimpulan yang dapat dipetik dari artikel ini yaitu mulut adalah setajam-tajamnya pedang. jika kita salah mengucapkan, maka harus dihindari. karena meskipun terlihat kecil, namun bisa menjadi dosa yang terbesar.
wallahu a'lam 


  

Tentang Blog dan Adminnya

7 komentar
Penulis @Perpustakaan Pusat ITS
Segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, beserta keluarganya, dan para sahabatnya. Amma ba’du.

Sesungguhnya administrator blog ini adalah seorang penuntut ilmu yang masih sangat awam. Seorang blogger yang ingin menempuh jalan yang sama yang telah ditempuh oleh generasi terbaik ummat manusia. Bukan generasi Renasains di Eropa, bukan generasi revolusi industri di Inggris, apalagi Girls' Generation di Korea, tetapi generasi yang telah Allah sebutkan di dalam kitab-Nya,

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran: 110)

Dan juga disebutkan oleh Rasulullah ﷺ,

Sebaik-baik manusia adalah generasiku (generasi para sahabat), kemudian generasi sesudahnya, kemudian generasi sesudahnya.” (HR. Bukhari no. 2652)

Semoga Allah memudahkan urusan admin dan kaum muslimin dalam istiqamah menjalankan sunnah Nabi ﷺ dan para sahabatnya, Aamiin.

Sekelumit Tentang Administrator

Nama Asli: Regin Iqbal Mareza
Tempat Tanggal Lahir: Sampit, 23 Juni 1995
Pendirikan Terakhir (Saat tulisan ini dibuat): SMA Negeri 1 Bogor (2012)

Saat ini sedang menjalankan pendidikannya di S1 Teknik Informatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Mengenai nama pena “Jundullah Abdurrahman Askarillah”, nama itu adalah nama pena yang dipilih penulis di masa SMA-nya. Begitu pun nama blog “Cafe Sejenak” yang mungkin terdengar aneh adalah nama yang dipakai saat memulai dunia blogger karena tugas sekolahnya, dan rasanya tidak perlu untuk kami bahas lebih lanjut.

Kami harap untuk ke depannya, dakwah Islam yang murni mampu memancar ke seluruh negeri, dengan cahaya tauhid yang terang benderang, dengan lentera sunnah yang meneduhkan. Sungguh, blog ini hanyalah di salah satu sudut kecil untuk mewujudkan harapan tersebut.

 
Terakhir, sebagai penuntut ilmu yang masih awam, sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan bersama.

Surabaya, 3 Maret 2013
Di bawah hujan sore ba'da ashar yang menyejukkan.