Mulia Sebagai Seorang Muslim

28 September 2012 0 komentar
“Ketahuilah, kita adalah kaum yang paling hina, lalu Allah memuliakan dengan mendatangkan agama Islam. Karena itu jika kita mencari kemuliaan dengan selain Islam, maka Dia akan menghinakan kita”
-Umar bin Khattab, Lihat dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah-

Umar bin Khaththab namanya. Ia adalah orang yang telah meruntuhkan Kerajaan Kisra Persia dan juga telah menghapus hegemoni Kaisar Romawi –dengan izin Allah-. Ia seorang penguasa Islam dengan kesahajaannya yang memukau. Ya, Ia yang dengan tenang tidur di bawah pohon kurma di Kota Madinah sementara penguasa lain tidur di atas kemewahan, ia yang memakai pakaian tenun sederhana sementara penguasa lain memakai pakaian bertahtakan permata. 

Dan kini, Ia sedang berjalan menuju Syam dalam rangka penyerahan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin. Dalam perjalanan itu ia sempat melewati sebuah sungai. tidak disangka, ia langsung turun, mengalungkan sepatunya, dan menuntun sendiri untanya! Ketika penguasa lain yang telah merasa tinggi dengan kedudukannya merasa hina ketika turun langsung menuntun kendaraannya, Khulafaurrasyidin ini dengan ‘rendah hati’nya berjalan seorang diri, menyeberangi sungai sambil menuntun untanya.

Karena Kita Butuh Hidayah

26 September 2012 0 komentar
Kebutuhan seorang hamba pada hidayah melebihi kebutuhannya dari makan dan minum, kalau makan dan minum hanya dibutuhkan satu, dua kali saja, sedangkan hidayah dibutuhkan sejumlah nafas
-Imam Ahmad bin Hanbal, Miftah Daaris Sa’adah-
Sebagai seorang muslim, kita sudah seharusnya tahu apa sebenarnya tujuan hidup kita. Ya, jika hidup tanpa tujuan maka apa yang akan kita lakukan? Apa yang akan kita usahakan? Sesungguhnya, tujuan hidup kita di dunia ini hanya satu: Beribadah kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya,

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku(QS. Adz Dzariyat: 56)
Setelah mengetahui tujuan kita tersebut, lantas apa yang kita butuhkan? Apa yang kita perlukan untuk mencapai tujuan tersebut? Tentu saja yang kita butuhkan adalah petunjuk. Ya, bayangkan ketika seseorang berjalan menuju suatu tempat tapi tidak memiliki petunjuk arah, maka sungguh ia akan tersesat. Begitu pun hidup kita. Sebagai seorang muslim, maka tujuan kita adalah beribadah kepada Allah, dan dalam menuju tujuan tersebut, kita butuh petunjuk. Atau dalam bahasa kita disebut sebagai hidayah.

Antara Ibnul 'Arabi dan Ibnu 'Arabi

21 September 2012 1 komentar
Seorang hamba adalah Rabb dan Rabb adalah hamba. Duhai kiranya, siapakah yang diberi kewajiban beramal? Jika engkau katakan hamba, maka ia adalah Rabb. Atau engkau katakan Rabb, kalau begitu siapa yang diberi kewajiban?
-Ibnu 'Arabi, Al Futuhat Al Makkiyah-
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Maha Suci Dia dari segala yang diucapkan oleh penurut hawa nafsu. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, berserta keluarganya, para shahabatnya, dan ummatnya yang istiqamah di atas sunnahnya hingga akhir zaman. Amma ba'du.
Sebuah hal yang baru bagi kami, untuk menukil sebuah perkataan yang dengan jelas menampakkan kesesatannya. Ya, perkataan itu adalah perkataan dari seorang sufi atheis bernama Ibnu 'Arabi. Ia merupakan salah satu pentolan pendukung paham wihdatul wujud (penyatuan antara Rabb dan hamba, Maha Suci Allah dari apa yang mereka sangka).