Mengapa Tauhid Harus Dibagi Tiga?

26 April 2012 1 komentar

Sesungguhnya ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung kedudukannya. Setiap muslim wajib mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifatNya, dan hak-hakNya atas hambaNya
-Syarh Ushulil Iman, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin-
Dalam pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa tauhid itu terbagi dalam tiga bagian: Tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid Asma’ wa shifat.
        Seperti yang diketahui, bahwa Tauhid rububiyah adalah penetapan bahwa Allah ta'ala adalah Rabb, Penguasa, Pencipta serta Pemberi Rezeki dari segala sesuatu. Dan juga menetapkan bahwa Allah adalah Dzat Yang Menghidupkan dan Mematikan, Pemberi Kemanfaatan dan Kemudharatan, yang Maha Esa dalam mengabulkan doa bagi orang yang membutuhkan. BagiNya-lah segala urusan, dan di tanganNya-lah segala kebaikan. Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada bagi-Nya sekutu dalam hal tersebut. Dan ke-imanan kepada takdir termasuk dalam tauhid ini[1]

Tauhid Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma' wa Shifat

25 April 2012 9 komentar

Dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pada tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah thagut itu!”
(QS. An Nahl: 36)
          Tauhid secara bahasa, adalah kata benda (nomina) yang berasal dari perubahan kata kerja wahhada–yuwahhidu, yang bermakna ‘menunggalkan sesuatu’. Sedangkan berdasarkan pengertian syariat, “tauhid” bermakna mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diriNya. Lebih lanjut lagi tauhid berarti meyakini keesaan Allah dalam rububiyah, ikhlas beribadah kepadaNya, serta menetapkan bagiNya nama-nama dan sifatNya. Adapun kekhususan itu meliputi rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat.[1]
          Tauhid Rububiyah
          Tauhid rububiyah adalah mengesakan Allah dalam penciptaan, kekuasaan, dan pengaturan.[2] Dalam definisi lain dijelaskan lebih lanjut bahwa Tauhidu rububiyah adalah penetapan bahwa Allah ta'ala adalah Rabb, Penguasa, Pencipta serta Pemberi Rezeki dari segala sesuatu. Dan juga menetapkan bahwa Allah adalah Dzat Yang Menghidupkan dan Mematikan, Pemberi Kemanfaatan dan Kemudharatan, yang Maha Esa dalam mengabulkan doa bagi orang yang membutuhkan. BagiNya-lah segala urusan, dan di tanganNya-lah segala kebaikan. Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada bagi-Nya sekutu dalam hal tersebut. Dan ke-imanan kepada takdir termasuk dalam tauhid ini.[3]

Dan Inilah Ikhwanul Muslimin...

21 April 2012 25 komentar
Serukanlah kepada kami karena sesungguhnya kami membawa suatu kebaikan, kumpulkanlah kepada kami manusia maka akan kami bacakan kepada mereka dzikir, kami akan menjadi dokter bagi yang sakit, akan diam penduduk dunia jika tidak mendengar semboyan kami; “Allah adalah tujuan kami, Rasul adalah pemimpin kami, Al-Quran dustur kami, jihad adalah jalan hidup kami, mati di jalan Allah adalah cita-cita tertinggi kami…
-Hasan Al Banna-
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga terus tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta segenap keluarganya, para sahabatnya. Amma ba’d. Sebelumnya, kami berterimakasih kepada yang telah memberi komentar, masukan, dan saran di posting kami yang sebelumnya. Karena itu, kami berusaha menyempurnakan penjelasan tentang IM yang telah dibahas sebelumnya agar kaum muslimin semakin yakin dan mantap bahwa masih banyak orang-orang IM yang masih jauh dari kebenaran meski mereka terus mendakwahkan apa yang mereka namakan kebenaran itu sendiri. Semoga bermanfaat.
Ikhwanul Muslimin (IM) merupakan salah satu gerakan dakwah terbesar di dunia, telah menyebarkan pengaruhnya ke seluruh penjuru bumi. Banyak orang mengira, dengan jumlah pengikut yang besar maka gerakan dakwah itu adalah gerakan dakwah yang benar. Banyak yang mengira, dengan orang-orang berengaruh dari IM maka gerakan itu adalah gerakan orang-orang yang lurus. Banyak yang mengira, dengan metodenya yang memesona maka dakwah mereka adalah dakwah yang mulia.