Sulitnya menjaga hati

15 Oktober 2009 0 komentar



“Jagalah hati, jangan kau kotori…..jagalah hati, lentera hati ini….”
            Mungkin itulah sepenggal lirik lagu yang sekarang mungkin telah jarang kita dengar. Ya, syair lagu tersebut menyuruh kita agar kita terus menjaga hati kita. Yang dimaksud di sini adalah hati ‘secara harfiah’, bukan hati yang diartikan dalam ‘bahasa ilmiah’.
          Hati merupakan salah satu dari inti perkembangan dan tindak-tanduk manusia. Yaitu otak, otot, dan hati. Mengapa hati dimasukkan dalam kategori inti? Pertama, karena hati adalah pusat pertimbangan perilaku manusia selain otak. Kedua, karena hati merupakan sasaran empuk syaithan. Dijelaskan dalam sebuah riwayat yang mengatakan bahwa ketika nabi Nuh alaihissalam memasukkan seluruh binatang dan hewan ternak ke kapalnya, dirinya melihat seorang pria yang tak dikenal. Lalu nabi Nuh bertanya, “siapa engkau? Apa maksudmu datang kemari?”. Lalu dijawab oleh lelaki itu, “aku datang ke sini agar bisa mempengaruhi ummatmu agar tubuhnya ada di engkau sementara pikiran (hati) mereka ada padaku,” ternyata lelaki tersebut adalah syaithan.


            Hati adalah suatu dzat yang paling sulit untuk ditahan. Bahkan Rasulullah SAW pernah berkata bahwa jihad yang paling besar adalah jihad melawan hawa nafsu. Itu berarti seseorang bisa disebut mujahid ketika dirinya berhasil menaklukkan hatinya sendiri dari hawa nafsu yang membelenggu.
            Hidayah, gampang diraih tapi sulit dijaga.
            Hidayah merupakan petunjuk Allah SWT. Hidayah dapat kita raih jika kita bisa membersihkan hati kita. Tetapi tahukah antum? Bahwa ternyata hidayah bisa berlari menjauh dengan sangat cepat (secepat larinya unta merah) dari diri kita ketika hati kita dalam kondisi yang lemah.
            Makna qalbu

            Hati dalam bahasa Arab disebut shudur. Tetapi ternyata dalam terminologi Arab, hati sering disebut dengan qalbu. Qalbu sebenarnya bukan berarti ‘hati’, tetapi sebenarnya berarti ‘yang dibolak-balik’. Apa maksud ‘dibolak-balik’? maksudnya hati kita begitu mudah sekali dibolak-balik. Dari yang tadinya di atas, kemudian turun ke bawah. Hal ini terkait dengan salah satu riwayat yang menyebutkan bahwa hati manusia ada diantara kedua jari tangan Allah. Dengan begitu, hati menjadi sangat mudah dibolak-balik. Mulai yang dari kemarin beriman, tetapi beberapa hari kemudian kadar imannya turun.
            Maka dari itu Allah lebih suka pahala kecil tetapi istiqamah (secara kontinyu) dibandingkan amalan besar tetapi belum istiqamah. Hal itu karena Allah tahu bahwa menjaga hati itu sangat sulit.



            Tips-tips menjaga hati
            Agar hati kita tetap istiqamah berada di jalan yang lurus, ada beberapa tips:

1.       berdoa dengan mengucapkan, “YAA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QULUUBANA ‘ALA DIINIKA” yang artinya “yaa Allah yang membolak-balikkan hati. Tetapkanlah hati ini berada di agamamu,”
2.       hindari musik, karena musik merupakan hal yang dilarang karena bisa menimbulkan angan-angan kosong.
3.       berteman dengan orang shaleh.
4.       yang terakhir dan yang ampuh adalah istiqamah untuk shalat subuh di masjid. Karena shalat subuh di masjid bisa mencabut sifat-sifat munafik dari dalam hati.

Wallahu a’lam
            

Ibadah dalam kehidupan

12 Oktober 2009 0 komentar


            Kita sering salah persepsi mengenai apa yang disebut sebagai ibadah kepada Allah swt. Kita sering menganggap bahwa apa yang disebut sebagai ibadah itu hanya berupa shalat, puasa, zakat, haji, dan perbuatan lainnya yang bentuknya ritual saja. Memang benar bahwa ibadah merupakan suatu hal yang sakral dan berbentuk ritual saja. Namun, tahukah antum semua? Bahwa hakikat ibadah kepada Allah itu bisa kita lakukan dan aplikasikansehari-hari.


            Karena itu, jangan sekali-kali kita menyempitkan ruang lingkup ibadah yang begitu luas. Shalat memang ibadah, puasa memang ibadah, haji memang ibadah, namun tahukah anda? Jika kita hanya mengandalkan amalan-amalan seperti itu-itu saja, bisakah kita masuk surga? Melihat kondisi kita yang shalat pun tidak pernah khusuk, melihat kondisi shiyam kita yang sulit menahan hawa nafsu, melihat kondisi sedekah dan infak kita yang sangat sedikit jumlahnya.


           Sahabat, ibadah di sisi Allah itu begitu banyak bentuknya. Bahkan, kita di WC-pun bisa disebut ibadah dan mendapatkan pahala dari sisi Allah. Kita hanya sekedar makan saja juga bisa mendapatkan pahala yang besar dari Allah. Intinya, seluruh tindak-tanduk kita dalam kehidupan sehari-hari bisa disebut sebagai ibadah.
            Caranya? Tentu saja kita melakukan amalan-amalan tersebut dengan niat lillahi ta’ala. Kita melakukan amalan-amalan tersebut dengan tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya. Seperti masuk ke WC harus terlebih dahulu masuk dengan kaki kiri. Hal itu bisa menjadi ladang amal dan ibadah yang luas jika kita melakukan hal tersebut dengan istiqamah, lillahi ta’ala, dan sesuai dengan adab-adab Islam. Bahkan, disebutkan bahwa walaupun hanya menyingkirkan duri kecil di tengah jalan, maka hal itu disebut sebagai ibadah yang berlimpah pahalanya.

Wallahu a’lam